JEJAK BRI : SANG PIONIR PERBANKAN INDONESIA

Mari menelisik jejak perjuangan sang pionir perbankan di bumi pertiwi, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI). Memasuki usia 128 tahun pada 16 Desember nanti, segala proses yang khidmat telah terukir menjadi sejarah bangsa dalam sektor perbankan dan pengembangan ekonomi rakyat. Perjalanan yang sudah mengalami berbagai nestapa tersebut bukanlah perjalanan tanpa segudang prestasi dan kebermanfaatan yang luas. Berbagai klimaks sejarah sudah BRI rasakan sejalan dengan perjalanan Bangsa Indonesia mencapai independensinya saat ini.

Berawal dari keresahan sang Raden Aria

Perjalanan BRI dimulai dengan terlahirnya De Poerwokertosche Hulpen Spaarbank der Indlandsche Hoofde yang di prakasai oleh Raden Aria Wiriatmaja, seorang patih Purwokerto yang berasal dari keluarga bangsawan yang dekat dengan kraton Surakarta. Awalnya, Raden Aria merintis lembaga tersebut untuk pengelolaan kas masjid yang akan disalurkan kepada masyarakat dengan cara sederhana di tengah kerumitan sistem yang di berlakukan Belanda yang sedang berkuasa. Seiring berjalannya waktu dan kegunaan lembaga tersebut semakin bermanfaat untuk masyarakat luas, para pengelola lembaga yang dirintis Raden Aria tersebut secara resmi membentuk Hulpen Spaarbank der Indlandsche Bestuurs Ambtenareen pada 16 Desember 1895, yang nantinya akan dikenal sebagai “Bank Perkreditan Rakyat” pertama di Indonesia.

dengan inisiatifnya mendirikan lembaga untuk pengelolaan kas masjid,
Raden Aria telah menolong para pegawai, pedagang kecil dan petani dari hisapan lintah darat.

Penyesuaian nama di era penjajahan

Hingga tahun 1942, cikal bakal Bank Rakyat Indonesia tersebut beberapa kali mengalami pergantian nama seperti pada tahun 1897 berganti nama menjadi De Poerwokertosche Hulpen Spaar-en Landbouw Credietbank (Volksbank) atau dikenal sebagai “Bank Rakyat”. Pada tahun 1912 juga berganti kembali menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene, dan hingga pada 1934 menjadi Algemene Volkscredietbak (AVB). Pada masa masuknya pendudukan Jepang di tahun 1942, lembaga ini juga harus menyesuaikan dengan kondisi keinginan para penjajah. Akhirnya, AVB harus mengubah namanya menjadi Syomin Ginko.

selembar surat yang menjadi bukti keberadaan Syomin Ginko

Setelah di deklarasikannya kemerdekaan oleh Ir.Sukarno dan Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945 yang dilanjutkan dengan merintis berbagai lembaga birokrasi pemerintahan sebagai negara Republik Indonesia, pemerintah saat itu resmi mengubah lembaga tersebut pada 22 Februari 1946 menjadi Bank Rakjat Indonesia (BRI) yang berlandaskan peraturan pemerintah No.1 tahun 1946. Momentum tersebut sekaligus menjadikan BRI sebagai bank pertama yang Indonesia miliki.

Perkembangan BRI di masa Orde Lama hingga pasca masa reformasi

Memasuki tahun 1960, pemerintah merencanakan untuk melakukan peleburan terhadap BRI, Bank Tani dan Nelayan (BTN), hingga Nederlandsche Handels Maatschapij (NHM) menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN). Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan yang terjadi, rencana tersebut akhirnya terealisasi dengan tergabungnya BKTN ke dalam Bank Indonesia (BI) dengan nama baru sebagai Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (BIUKTN) dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Ekspor-Impor.

Sampai pada tahun 1992, status bank BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Perubahan tersebut didasari Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992. Saat itu, Kepemilikan BRI masih 100% di bawah Pemerintah Republik Indonesia. Sampai pada 10 November 2003, Bank BRI menjadi Perseroan Terbuka dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, yang kini menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BBRI. Memasuki tahun 2007, BRI melakukan manuver strategis dengan mengakuisisi Bank Jasa Artha (BJA), yang menjadi awal terlahirnya PT. Bank Syariah BRI. Dengan keputusan tersebut, akhirnya BRI memisahkan Unit Usaha Syariah BRI dari Bank BRI lalu digabungkan ke dalam PT. Bank Syariah BRI pada 1 Januari 2009. 

kehadiran BRI Syariah menjadi sebuah angin segar untuk masyarakat muslim yang merupakan penduduk mayoritas di Indonesia.

Terus bertumbuh hingga tahun 2011, BRI mengalami momentum penting di tahun tersebut. Pertama, Bank BRI melakukan pemecahan nominal saham atau yang biasa disebut stock split. Saham yang awalnya bernilai Rp.500 per saham menjadi Rp.250 per saham dengan tujuan meningkatkan likuiditas perdagangan saham hingga memperluas kepemilikan saham si Bursa Efek Indonesia. Momentum tersebut terjadi pada 11 Januari. Momentum penting kedua terjadi saat bank BRI melakukan corporate action pada 3 maret. Bank BRI menandatangani Akta Akuisisi dengan dana pensiun Perkebunan (Daperbun) agar menjadi pemegang saham pengendali dari PT. Bank Agroniaga Tbk. Ketiga dan terakhir, momentum penting di tahun 2011 terjadi pada 16 Desember. Bank BRI melakukan corporate action kembali dengan menandatangani Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes antara Bank BRI dengan Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera atas saham BRIngin Remittance Co.Ltd (Hong Kong).

Inovasi dalam transisi ke era digital

Berjalan hingga tahun 2013, BRI menyadari berubahnya gaya hidup masyarakat ke arah digital yang nantinya masa depan perbankan akan bergantung pada teknologi. Digitalisasi BRI diwujudkan dengan manuver inovasinya sebagai bank pertama yang menyediakan self-service banking di Indonesia dengan BRI Hybrid Banking. Layanan ini berbentuk outlet perbankan BRI yang menggabungkan layanan berbasis e-channel dengan fasilitas self-service banking bagi nasabah yang melakukan transaksi perbankan. Didukung dengan sejumlah perangkat e-channel milik BRI dan self-service banking system, layanan ini berguna bagi sejumlah transaksi perbankan meliputi pembukaan dan aktivasi tabungan BRI Britama, penarikan dan setor tunai, serta penarikan non-tunai.

transisi digital dimaknai BRI sebagai peluang untuk terus bertransformasi
terhadap kebutuhan masyarakat modern

Memasuki tahun 2014, BRI meningkatkan jumlah ATM hingga mencapai 20.792 unit ATM serta mesin EDC yang menembus angka 131.204 unit. Hal ini menjadikan Bank BRI menjadi Bank dengan jaringan ATM dan EDC terbesar di Indonesia. Pada tahun ini juga, sebuah pencapaian global yang tidak biasa telah BRI lakukan. Pada tanggal 28 April, bank BRI melakukan kerjasama Kontrak Pengadaan Satelit dan Peluncuran Satelit BRI (BRIsat) dengan Space Systems/Loral(SSL) dan Arianespace. Hal tersebut menjadikan Bank BRI sebagai Bank pertama dan satu-satunya di dunia yang mengoperasikan satelit sendiri hingga saat ini.

Terus tumbuh dan berkembang untuk memberikan pelayanan terbaik, BRI kembali melebarkan sayapnya pada tahun 2015. Tahun tersebut menjadi momentum dimana bank BRI memperluas jaringan kerja konvensional dengan membuka kantornya di kota OUE Bayfront, 50 Collyer Quay, Singapura. Sebelum itu, sebenarnya BRI juga telah memiliki berbagai unit kerja di luar negeri seperti BRI New York Agency, BRI Cayman Island Branch, Hong Kong Representative Office, dan BRI Remittance Hong Kong. Namun manuvernya untuk memperluas jaringan dengan kehadirannya di Singapura merupakan prestasi terbaik, mengingat negara tersebut merupakan negara maju dan kawasan dengan prospek bisnis yang luas. selain itu, inovasi yang tak kalah besar di tahun 2015 yaitu bank BRI menjadi satu-satunya bank yang mengoperasikan unit kerja dalam bentuk kapal yang dikenal dengan nama ‘Teras BRI Kapal’. Dengan dukungan teknologi informasi canggih dan sumber daya manusia yang kompeten, pelayanan dilakukan dengan kehadiran petugas teller, customer service, hingga petugas kredit makro. Pelayanan ini telah menjadi yang paling istimewa dengan hadirnya 1 unit Automated Teller Machine (ATM) dalam kapal yang dapat digunakan selama 24 jam secara Online.

bukan hanya di daratan, inovasi BRI dilakukan hingga menjangkau masyarakat yang memiliki prioritas hidup di tengah lautan.

Setelah melewati tahun 2015, puncak pencapaian bank BRI terjadi di tahun 2016. Kontrak kerjasama tentang Pengadaan Satelit dan Peluncuran Satelit BRI pada 2 tahun lalu telah resmi terealisasi di tahun ini. Tepatnya pada tanggal 9 Juni 2016, Bank BRI meluncurkan satelit yang diberi nama BRIsat telah menjadikan Bank BRI sebagai bank pertama di dunia yang memiliki dan mengoperasikan satelitnya sendiri.

BRIsat resmi diluncurkan setelah penantian panjang dan menjadi kebanggaan untuk Indonesia.

Eksistensi bank untuk kemaslahatan masyarakat luas

BRI untuk Indonesia, itulah sematan sederhana untuk bank BRI yang menjadi inisiator beragam inovasi perbankan di Indonesia yang tetap kokoh berdaulat hingga tahun 2023 ini. Bukan hanya inovasi yang telah bermanfaat untuk perekonomian secara makro, inisiatif dan keberanian dalam mewujudkan berbagai kebutuhan masyarakat dalam aspek transaksi juga terasa secara mikro yang sudah meluas, seperti menjadi pahlawan UMKM. Keberadaan UMKM yang sedang berusaha terus berkembang dan bercita-cita untuk mengalami kemajuan dari usaha kecilnya telah terfasilitasi oleh inovasi yang terlahir dari bank BRI. Rantai sejarah panjang yang sudah penulis ukir dalam karya tulis ini menjadi bukti bahwa dedikasi bank BRI bukan hanya sebagai wadah solusi dari masalah yang berkaitan dengan keuangan, tetapi juga wadah yang memiliki arti penting untuk melestarikan semangat para pejuang mimpinya yang mendambakan kehidupan sekitarnya lebih baik dan bermakna di masa yang akan datang.

https://bri.co.id/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transaksi cepat dengan QRIS Cross-Border untuk kerjasama antar negara ASEAN yang lebih solid

BRI Syariah : Bukti Nyata Hasil Kepemimpinan dan Daya Transformasi BRI