Transaksi cepat dengan QRIS Cross-Border untuk kerjasama antar negara ASEAN yang lebih solid

Tema : Digitalisasi melalui Pengoptimalan Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN dengan QRIS Cross-Border

SUB TEMA : Mengedukasi masyarakat mengenai keunggulan pembayaran digital dengan QRIS Cross-Border dan manfaatnya sebagai misi keketuaan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi negara-negara ASEAN

Memasuki akhir tahun 2023, nampaknya membawa uang koin dan kertas dalam beragam aktivitas perekonomian kini bukan lagi menjadi hal yang wajib. Kehadiran sistem pembayaran QRIS sudah banyak digunakan masyarakat Indonesia dalam setiap momentum transaksi. Dengan hadirnya QRIS yang berhasil diluncurkan Bank Indonesia sejak 17 Agustus 2019 ini nampaknya bukan hanya menjawab persoalan tentang keinginan produsen terhadap uang pas saat konsumen berbelanja, namun ini juga menjadi peluang baru baik produsen dan konsumen untuk bersama-sama meningkatkan produktivitas dan mobilitas dengan kehadiran sistem pembayaran berbasis digital ini.

Dalam skala mikro, proses digitalisasi melalui QRIS telah berdampak baik bukan hanya dari sisi para produsen atau penjual barang dan jasa, dari sisi konsumen juga mengalami kebahagiaan dengan terlahirnya sistem QRIS. Akhirnya, konsumen tidak harus lagi menunggu lama untuk menanti nominal kembalian yang diberikan penjual atau kasir saat bertransaksi. Mungkin jika terhitung dari waktu penemuan sistem pembayaran konvensional dengan uang koin dan kertas, artinya sudah lama sekali peradaban manusia ini mempertahankan sebuah metode yang sebenarnya bisa menimbulkan celah ketidakadilan dalam setiap momentum transaksi. Sebagai contoh, saat produsen atau penjual barang memberi kembalian terhadap uang dengan nominal yang lebih ke konsumen, terkadang uang kembalian tersebut memiliki perbedaan kualitas uang yang sudah diberikan, seperti adanya sobekan hingga coretan pena. Hal tersebut juga berpeluang terjadi sebaliknya.

Jika kita pikirkan secara mendalam, artinya sudah lama sekali terjadi ketidakadilan dalam proses pembayaran barang dan jasa. Bukan hanya itu, meskipun terkadang jumlah kembalian uang yang diharapkan sebenarnya bernilai kecil seperti pecahan uang 100 sampai 500 rupiah saja, namun jika produsen tidak memiliki pecahan nominal yang pas, konsumen harus terpaksa merelakan uang dengan nominal yang kecil tersebut. Tetapi karena sudah terjadi sejak lama, fenomena ini nampaknya sudah menjadi hal biasa dan tidak perlu di besar-besarkan. Meskipun pada kenyataannya, budaya merelakan kembalian merupakan sebuah penyimpangan yang perlu dihentikan. Artinya, kehadiran sistem QRIS bukan hanya sebagai wujud efisiensi, melainkan upaya menciptakan keadilan secara mikro.

Inovasi sistem transaksi dalam skala mikro tersebut nantinya bisa memacu pertumbuhan ekonomi secara makro. Secara logika, metode pembayaran menggunakan QRIS ini akan meningkatkan kecepatan transaksi dan perputaran ekonomi yang lebih cepat. Nantinya, hal tersebut akan bermuara menjadi komponen pembentukan Produk Domestik Bruto(PDB). Pada dasarnya, nilai PDB sudah disepakati sebagai tolak ukur untuk menilai laju pertumbuhan ekonomi, perbandingan ekonomi antar negara, hingga dasar dari perumusan kebijakan pemerintah. Artinya, kehadiran QRIS yang sudah memberikan manfaat perekonomian seharusnya bisa lebih masif digunakan oleh masyarakat. Ini menandakan bahwa upaya melakukan edukasi terhadap masyarakat yang belum mengenal dan menggunakan QRIS merupakan tahap fundamental yang perlu di prioritaskan dan akan menjadi pijakan dalam mengupayakan tahap selanjutnya untuk perekonomian Indonesia yang akan semakin unggul.

1. Edukasi masyarakat

Seringkali masyarakat awam berfikir bahwa makna edukasi masih hanya sebatas program lapangan atau sekedar curi-curi waktu di tengah kepadatan aktivitas akademik dan perkantoran dalam bentuk sosialisasi. Namun di era digital ini, proses edukasi yang hanya mengandalkan sosialisasi di tempat tidak akan efektif untuk mempengaruhi masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, pemanfaatan beragam platform digital yang telah semakin matang eksistensinya harus di optimalkan dalam proses edukasi masyarakat terhadap penggunaan metode QRIS. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan penciptaan konten berbasis audio-visual. Cara ini akan membuat masyarakat mudah mencerna informasi dan seluruh mekanisme seputar metode QRIS. Selain itu, memanfaatkan influencer sebagai komponen utama dalam konten seperti youtuber, selebgram, hingga aktor ternama merupakan strategi terbaik dalam mengedukasi masyarakat di era saat ini.

2. Misi Indonesia sebagai ketua dalam kerjasama negara ASEAN

Setelah meluasnya penggunaan QRIS, kini Bank Indonesia melakukan inovasi untuk transaksi antar negara yaitu QRIS Cross-Border. Sistem baru yang sudah dilakukan uji coba di Malaysia dan Thailand ini nantinya membuat konsumen dan produsen antar negara untuk bertransaksi lebih praktis. Inovasi ini di prediksi akan meningkatkan transaksi UMKM, memudahkan wisatawan mancanegara,  hingga kemudahan akses untuk membeli produk lokal Indonesia. Dengan semua inovasi penting ini, Hal tersebut akan menjadikan kapasitas Indonesia sebagai ketua ASEAN untuk kelima kalinya di tahun 2023 ini lebih bernilai dan meningkatkan rasa percaya diri Indonesia untuk memimpin ASEAN. Telah di usungnya tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, artinya amanah keketuaan yang diterima Indonesia kali ini harus mampu memacu semangat anggota ASEAN sebagai peran sentral terhadap perdamaian, kesejahteraan, hingga pertumbuhan ekonomi dunia. Salah satu inovasi untuk mengambil peran tersebut dapat melalui penggunaan QRIS Cross-Border yang lebih masif di kawasan ASEAN.

 Menariknya, tujuan mulia tersebut telah memiliki 3 pilar strategis Priorities Economic Deliverables, yaitu: Recover-Building, Digital Economy, dan Sustainability. Jika di kaji secara meluas, penggunaan QRIS Cross-Border akan sangat berkaitan dengan 3 pilar yang sudah dirumuskan. Semakin sistem QRIS Cross-Border ini menjadi prioritas dalam berbagai kebutuhan transaksi antar negara Asia Tenggara, maka kapasitas dan eksistensi Indonesia sebagai Epicentrum of Growth ASEAN akan berdampak baik terhadap fundamental perekonomian Indonesia di tengah situasi tantangan global yang semakin tidak menentu.

3. pentingnya solidaritas antar negara ASEAN

Meskipun dikenal dengan negara kaya akan sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia yang kreatif, Indonesia tetap membutuhkan kerjasama dengan negara lain, terutama dengan semua negara di kawasan Asia Tenggara. Sejatinya, meskipun sebuah negara memiliki banyak kelebihan, pastinya akan ada kekurangan yang butuh di lengkapi oleh negara lain. Sejarah membuktikan bahwa  negara dengan label adidaya seperti Amerika Serikat dan Rusia sekalipun tetap membutuhkan negara lain sebagai mitra untuk membangun perekonomian yang solid.

Oleh karena itu, berdasarkan geografis dan sejarah yang panjang, maka Indonesia harus mampu menjaga solidaritas antar negara-negara anggota ASEAN. Terlahirnya QRIS Cross-Border merupakan inovasi yang tepat karena akan memperkuat solidaritas tersebut. Tujuan mulia ini sudah selayaknya bukan hanya pemerintah yang mengambil peran dominan, pentingnya membuka ruang untuk seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi mencapai solidaritas tersebut. Hal ini guna meraih eksistensi ASEAN di hadapan seluruh dunia yang nantinya akan berdampak positif untuk kemajuan perekonomian kawasan Asia Tenggara di masa yang akan datang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

JEJAK BRI : SANG PIONIR PERBANKAN INDONESIA

BRI Syariah : Bukti Nyata Hasil Kepemimpinan dan Daya Transformasi BRI