KOLABORASI NYATA UNTUK BIAYA IBU HAMIL DHUAFA MELAHIRIKAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI SEBAGAI UPAYA MEMUJUDKAN NEGERI BALDATUN TOYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR.

 

Ibu dan petani merupakan pondasi fundamental Negara indonesia. Karena dari para Rahim ibu ini,para regenerasi keberlanjutan bangsa terlahir untuk menjadi tampu pimpinan umat dan negeri di masa yang akan datang. Begitu pula dengan petani, sebagai negara agraris dan memiliki banyak potensi pertanian yang membentang dari sabang sampai merauke, dan dengan beragamnya variasi komoditas kearifan lokal yang ada, menjadikan petani merupakan profesi yang seharusnya di berdayakan lebih baik lagi.

Sebagai Negara berkembang, kaum ibu dan petani masih banyak yang mengalami ketidakberdayaan baik secara ekonomi maupun secara sosial. Dengan belum berakhirnya pandemi Covid-19 di Indonesia ini, tentu sangat menambah beban hidup yang ada karena masih terbatasnya aktivitas sosial dan perekonomian. Sementara itu, tentunya anggaran pemerintah yang ada saat ini banyak difokuskan untuk penanganan Covid-19. Selain itu,kaum  ibu terutama dari kalangan dhuafa dan petani di masa kini masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Sebagai  Negara berkembang, Tingkat Pendapatan kaum ibu hamil tergolong rendah. Hal ini tentunya memicu para ibu hamil, terutama dalam golongan dhuafa untuk tidak melakukan konsultasi kepada bidan/dokter terkait. selain sulitnya akses ke tempat praktek bidan/dokter, terutama para ibu di wilayah yang jauh dari akses ke kota, dan kekhawatiran terhadap besarnya biaya pemeriksaan hingga persalinan  menjadi masalah kompleks yang harus kita rumuskan bersama solusinya. Akibatnya, para ibu hamil tersebut tidak sedikit memilih untuk melahirkan di dukun daerahnya. Tentu sangat di sayangkan, dunia yang sudah memasuki era digital ini, Indonesia masih memiliki budaya yang menyimpang dari nilai dan norma agama. Padahal, para akademisi terus melakukan pembaharuan ilmu di setiap saat.

Selain memiliki masalah dengan mekanisme dan budaya para ibu dhuafa yang hendak melahirkan, petani yang menjadi topik pada penulisan kali ini memiliki masalah dalam hal pemberdayaan. Banyaknya kekayaan sumber daya alam negeri belum membuat petani memiliki taraf hidup yang layak. Selain resiko gangguan hama dan penyakit yang selalu menghantui di setiap proses budidaya yang sedang berlangsung, perubahan cuaca dan iklim pada era globalisasi saat ini hingga resiko bencana alam terjadi, membuat rumitnya kehidupan para petani. Paradigma ini lah yang membuat salah satu alasan para generasi muda enggan terjun pada dunia pertanian.

Selain dipengaruhi oleh faktor alam, pendapatan petani juga dipengaruhi oleh kebijakan politik. Banyaknya mengandalkan produk impor untuk kebutuhan konsumsi masyarakat indonesia membuat produk pertanian dalam negeri harus bersaing di rumahnya sendiri. Akibatnya, hasil panen petani tidak terserap dengan baik oleh pasar dan industri pengolahan. Selain itu, budaya petani yang sudah turun temurun yang berkaitan dengan proses budidaya hingga penanganan pasca panen yang berbeda di setiap daerah membuat para akademisi cukup sulit untuk mensosialisasikan dan mengintegrasikan pembaharuan keilmuan berupa penerapan teknologi dan metode budidaya modern kepada kalangan petani. Akibatnya, kualitas dan kuantitas produk pertanian Indonesia kalah bersaing dengan produk impor yang memiliki kualitas dan standar produk yang jauh lebih baik.

Selain beberapa masalah tersebut, Petani Indonesia mengalami kesulitan dalam akses permodalan. Ketidakpastian hasil panen yang akan didapat dan sistem bunga konvensional yang terkadang menjerat para petani sangat mempengaruhi pendapatan usaha tani. Biaya input produksi usaha tani memiliki anggaran yang relatif besar. hal ini jika harga pasar yang terjadi saat panen tiba sebuah komoditas mengalami penurunan oleh berbagai faktor. Tentu tidak jarang para petani mengalami frustasi hingga menjual banyak aset produktif pribadi untuk membayar hutang modal usaha taninya.

Begitu kompleksnya masalah ibu di kalangan dhuafa dan para petani di bumi pertiwi membuat kita sebagai generasi pewaris tampu pimpinan bangsa nanti harus berkontribusi mulai saat ini. Jangan sampai ibu dan petani sebagai pondasi kedaulatan negeri harus merasakan beban yang berat dalam kehidupan mengawal perjalanan bangsa indonesia ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu, Penulis mengajak seluruh komponen dari seluruh lapisan masyarakat untuk berkontribusi secara nyata melalui Sinergi Foundation.

Sinergi Foundation merupakan lembaga independen milik publik yang concern mendorong pengembangan kreativitas dan inovasi Sosial-Pemberdayaan berbasis Wakaf Produktif dan ZIS (Zakat, Infaq-Sedekah). Dengan berkolaborasi bersama Sinergi Foundation, tentunya akan memperluas jangkauan pemberdayaan dan pengabdian kepada masyarakat. Tentu berkolaborasi dengan sinergi foundation akan mempermudah kita semua dalam berkontribusi dalam pemberdayaan sumber daya lokal.

Seperti yang telah di tuangkan dalam Al-Qur’an, Allah SWT Berfirman “Dan  pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak meminta”(Q.S Az-Zariyat[51] :19). Berdasarkan dalil tersebut, bahwa harta yang kita miliki saat ini sejatinya ada hak orang lain yang harus dikeluarkan untuk sebagai upaya kemaslahatan dan kesejahtraan bersama.

Oleh sebab itu, mari kita keluarkan sebagian harta yang telah Allah amanahkan pada kita saat ini untuk kesejahtreraan para ibu dhuafa yang hendak melahirkan dan memaksimalkan potensi para petani melalui pemberdayaan di seluruh penjuru wilayah yang terus  berupaya memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri . Semoga dengan mengeluarkan sebagian harta kita dan berkolaborasi dengan Sinergi Foundation, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih berdaulat dan menjadi Negara Baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur.🙏🙏



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transaksi cepat dengan QRIS Cross-Border untuk kerjasama antar negara ASEAN yang lebih solid

Prospek Investasi rumah untuk Pengembangan Urban Farming di Wilayah Perkotaan melalui PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) dan Inveseries

Pentingnya Asuransi Perjalanan untuk keliling dunia bersama MPM Insurance